Kerajinan Kalsel

176543

ImageGub Kalsel, Rudy Ariffin berbaju kerajinan Kalsel, kain Sasirangan

Imagebeberapa jenis produk kerajinan rotan

Imagebeberapa kerajinan di show room Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kalsel

Perindustrian dan Perdagangan

Penyumbang Devisa Ekspor Terbesar dalam Perekonomian Nasional

KALSEL merupakan daerah yang berada pada urutan ke delapan penyumbang devisa ekspor nonmigas secara nasional dari tiga puluh dua propinsi se-Indonesia. Hal Ini memperlihatkan bahwa perekonomian Kalsel tidak stagnan, tetapi cukup berkembang dan telah membawa dampak pada kemajuan daerah, terutama tingkat kesejahteraan masyarakatnya.

Ekspor nonmigas Kalsel selama lima tahun terakhir periode 2002-2006 memperlihatkan pertumbuhan menggembirakan. Ekspor tumbuh rata-rata 21,55 persen, berada di atas pertumbuhan ekspor nasional yang dipatok antara lima sampai tujuh persen. Bahkan dua tahun terakhir, yaitu tahun 2005 tumbuh 26,24 persen dengan perolehan devisa US $21 miliar. Sedangkan pada 2006, perolehan devisa meningkat menjadi US $26 miliar atau tumbuh 25,51 persen. Prestasi inilah yang menempatkan Kalsel menjadi salah satu penyumbang devisa ekspor nonmigas terbesar di Indonesia.

Realisasi nilai ekspor nonmigas Kalsel berdasarkan kelompok komoditi pada 2006, mencakup produk karet US $94,1 juta, produk kayu US $284 juta, produk rotan US $8,97 juta, produk perikanan US $11,9 juta, produk tambang US $1,7 miliar dan produk lainnya US $508, 2 juta. Sedangkan realisasi nilai ekspor dari Januari sampai Juli 2007 mencapai US $1,73 miliar, yang disumbang produk karet US $72,6 juta, produk kayu US $302,8 juta, produk rotan US $5,3 juta, produk perikanan US $11,1 juta, produk tambang US $1,2 miliar dan produk lainnya US $130,9 juta.

Jika dibandingkan periode Januari hingga Juli 2007 dibandingkan periode yang sama pada 2006 lalu, terdapat kenaikan sekitar 9,22 persen, yakni dari US $1,58 miliar menjadi US $1,73 miliar. Kenaikan juga terjadi pada volume ekspor, yakni dari 36,7 juta ton menjadi 38,6 juta ton atau sekitar 4,5 persen. Kenaikan ini dikarenakan produk kayu yang realisasi ekspornya turun, namun produk polyester plywood bisa mendongkrak ekspor, karena harganya sangat bagus. “Industri perkayuan di Kalsel telah memodifikasi mesinnya sehingga lebih efisien dan bisa menghasilkan produk olahan kayu yang nilai jualnya ekonomis,” tutur Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalsel, H Subardjo. Ekspor yang menggembirakan ini mendorong perkembangan perekonomian Kalsel sehingga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai dampak multiflier effect kemajuan ekspor.

Kerajinan, Komoditas Ekspor Potensial

Produk kerajinan menjadi salah satu komoditas ekspor Kalsel yang potensial dikembangkan, karena produk ini cukup diminati di pasar dunia sehingga permintaannya cukup besar. Namun produk kerajinan hingga kini masih belum mampu memenuhi permintaan pasar, akibat terkendala dengan masalah desain, kualitas produk dan lainnya, termasuk kesulitan memenuhi permintaan dalam jumlah besar.

“Kita masih memerlukan pembenahan, terutama dalam menyediakan produk kerajinan yang memenuhi permintaan pasar, baik dari segi kualitas, desain, kemasan  dan jumlahnya,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perda-gangan Kalsel, H Subardjo, didampingi Kasubdin Bina Perdagangan Luar Negeri, Hj Siti Djumiah.

.Selain produk kerajinan, komoditas lain yang potensial dikembangkan adalah produk perikanan dan perhiasan, yang ke depan diharapkan bisa menggantikan kontribusi ekspor dari produk pertambangan, khususnya batubara.

Sebenarnya produk kerajinan asal Kalsel, selain produk karet dan kayu masih belum mampu memperlihatkan angka ekspor yang memuaskan, bahkan tidak terdata, namun kenyataannya produk tersebut dipasarkan ke luar negeri. “Tidak ada data ekspor Sasirangan, namun produk ini memang dipasarkan di Malaysia, namun dibawa langsung pedagang, termasuk negara lainnya, sehingga tidak terdata dalam laporan ekspor,” tuturnya.

Hal yang sama juga terjadi pada produk kopiah, yang sudah menembus pasar di Timur Tengah, khususnya Arab Saudi. Subardjo mengakui, usaha kecil dan mikro (UKM) kini telah merintis pasar ekspor, dengan produk makanan olahan, seperti Virgin Coconut Oil (VCO) ataupun keripik nangka, yang cukup diminati di Malaysia. “Ekspor sudah dirintis, namun masih dalam jumlah kecil, walaupun permintaannya cukup besar,” jelas Subardjo.  Untuk membantu produk kerajinan ini menembus pasar ekspor, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalsel, lewat Pusat Pelatihan Promosi dan Ekspor Daerah (P3ED) telah membantu pelatihan bagi UKM, khususnya kerajinan agar bisa memperbaiki kualitas produknya.

“Kita juga mengikutkan pengrajin ini pada berbagai pameran, salah satunya Pameran Produk Ekspor (PPE) di Jakarta, yang banyak dikunjungi (buyers) dari luar negeri,” tambahnya. (sumber:Pemprop Kalsel)

contoh di atas beberapa hasil kerajinan Kalsel

Rabu, 13 Agustus 2008

Produk Kerajinan Harus Angkat Budaya Lokal

BANJARMASIN – Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Deklarasi), Hj Mufidah Jusuf Kalla mengharapkan, para perajin dalam mengembangkan produk kerajinan hendaknya mengangkat nilai budaya lokal yang dimiliki daerah.

“Saya berharap perajin ketika membuat produk kerajinan hendaknya mengangkat nilai budaya lokal yang dimiliki, karena hal itu akan berdampak positif bagi pengembangan kerajinan di daerah, “Ujarnya di Banjarmasin.

Harap Katua Umum Dekranas yang juga Isteri Wakil Presiden, HM Jusuf Kalla itu, disampaikan pada pembukaan pelatihan pengembangan desain produk anyaman bahan baku purun/rotan se- Kalimantan , di Gedung Mahligai Pancasila Banjarmasin.

Pelatihan pengembangan desain produk anyaman bahan baku purun dan rotan se_Kalimantan tersebut diikuti 29 orang yang berasal dari Kalimantan ASelatan 15 orang, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat masing-masing lima orang dan Kalimantan Timur empat perajin.

Menurut Mufidah, dalam pengembangan  produk kerajinan yang dihasilkan lebih berkualitas dan memiliki nilai jual yang tinggi.

“Saya berkeyakinan apabla produk kerajinan purun dan Rotan yang sumber bahan bakunya melimpah di Kalimantan ini, akan semakin berkualitas apabila desainya semakin bagus dan mendapat sentuhan teknologi,” ujarnya.

Dia mengatakan, berbahagialah perajin purun dan rotan di Pulau Kalimantan ini, karena pelatihan yang dilaksanakan kali ini ahli desain anyaman dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Selain itu, Ibu Hj Mufidah juga berharap, produk kerajinan yang dihasilkan hendaknya merupakan produk kerajinan yang sudah, tidak produk setengah jadi seperti yang selama ini telah dilakukan para perajin.

“Bila produk kerajinan lokal semakin berkualitas dan diminati konsumen, tentu akan menguntungkan perajin dan pendapatan mereka semakin meningkat pula,” ujarnya yang didampingi Ketua Umum Dekranasda Kalsel, Hj Hayatun Fardah Rudy Ariffin.

Selain Produk kerajinan berkualitas, lanjut Mufidah, produk yang dihasilkan harus ramah lingkungan dan aman kesehatan, hal itu merupakan tuntutan dari konsumen.

Turut hadir pengurus Dekranas yang mengikuti kunjungan ketua Umum di Kalsel terbuat, antara lain  Wakil Ketua Bidang Pengembangan dan Pengelolaan  Produk, Ibu Okke Hatta Rajasa yang juga sebagai ketua panitia pelaksanaan  Pelatih.

Kemudian, Ibu Hj Effi Mardiyanto (Ketua Harian Dekranas), Ibu Triesna Jera Wacik (Wakil Ketua Bidang Promosi), Ibu Ratna Sofyan A Jalil (Wakil Ketua), Ibu Herawati Boediono (Bendahara) dan Ibu Hj Grace Tursandi Alwi (Wakil Ketua).

Sementara itu, dalam dialog, sejumlah peserta  pelatihan mengungkapkan, bahwa dalam pengembangan produk kerajinan masih terkendala, desain permodalan dan pemasaran produk kerajinan di daerah selama ini.

Sebelum membuka pelatihan, Ketua Umum Dekranas, ibu Hj Mufidah Jusuf Kalla bersama rombongan, tiba di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin dengan menggunakan pesawat Kepresidenan Pelita Air PK-PJJ sekitar pukul 10.35 Wita.

SEbelum memasuki VIP Room Pemprov Kalsel, Hj Mufidah Jusuf kalla, disambut Ketua Umum Dekranasda Kalsel Hj Hayatun Fardah Rudy Ariffin, Gubernur Kalsel H Rudy ariffin, Kapolda Kalsel Brigjen Polisi Drs H anton Bachrul Alam bersama isteri, Danrem 101 antasari Kol Inf Sudrajat AS dan Isteri.

Di dalam seni rupa, suku Banjar mengenal sulaman-sulaman yang indah yang biasanya sebagai pelengkap peralatan upacara seni ukir, terdapat pada ukiran kayu pada bangunan rumah atau mesjid, juga pada kerajinan  barang-barang dari Kuningan seperti tempat sirih, peludahan, bokor, kapit, abun dan sebagainya. Anyaman dari pandan ataupun rotan umumnya di kerjakan oleh wanita untuk mengisi waktu senggang berkembang pula di daerah lain.

batu cincin juga menjadi hasil kerajinan kalsel

tajau Tajau bentuk kerajinan Kalsel

Kerajinan tikar Amuntai

perajin batu intan

 

jintingan

 

 

 

 

 

 

 

7 Tanggapan

  1. ada kah souvenir yang kecil 2 untuk pernikahan

  2. bagus jua karajinan khas kalsel

  3. […] Kerajinan kalsel | warta putra balangan […]

  4. […] Kerajinan kalsel | warta putra balangan […]

  5. tas yang kombinasi ungu pink ada gak yang lebih jelasnya

  6. Tas jintingan brp hrgnya?

  7. […] melalui Kerajinan Kalsel — KABAR PAMAN ANUM […]

Tinggalkan komentar