Oleh Hasan Zainuddin
Banjarmasin,7/3 ()- Ketika sebuah “klotok” (perahu bermesin) merapat di tepian sungai Martapura anak Sungai Barito dimana terdapat sebuah Sekolah Dasar (SD) Banua Anyar, Kota Banjarmasin Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), serta merta puluhan anak murid sekolah tersebut yang yang lengkap dengan seragam sekolah berlompatan naik ke perahu tersebut.
Sebagian anak langsung bergerombol kesebuah komputer yang lengkap menampilkan tayangan internet, anak yang lain asyik mencoba sebuah telpon selular yang tersedia di atas perahu itu, sedangkan tak kalah ramainya anak-anak berada di depan televisi menonton berbagai tayangan media visual tersebut.
Sementara seorang guru dengan anak-anak murid yang lain menuju ke ruang baca yang menyajikan ribuan buku bacaan yang di lokasi perpustakaan perahu tersebut, itulah kegiatan sebuah perahu pintar yang diluncurkan dalam upaya menuntaskan buta akrasa di wilayah Kalsel.
Perahu pintar terbuat dari kontruksi kayu tersebut setiap hari hilir mudik di Sungai Martapura untuk melayani pembaca di tepian sungai dan pantai di kawasan Banjarmasin serta sekitarnya.
Operasi perahu pinter tersebut setiap hari secara bergantian menyinggahi sekolah dasar di tepian sungai, serta pemukiman komunitas masyarakat bantaran sungai dan pantai.
Perahu pintar tersebut dilengkapi kumputer yang bisa meakses internet, telpon, televisi yang mampu menangkap sekian banyak chanel siaran telivisi, ditambah ruang perpustakaan, dengan fasilitas lengkap tersebut diharapkan menarik minat masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas tersebut.
Gubernur Kalsel, Drs.Rudy Ariffin ketika melepas peluncuran sebuah perahu pintar bernama “lambung mangkurat I” di Sungai Martapura Banjarmasin, Jumat menyatakan gembira peluncuran perahu pintar yang diprakarsai Komandan Korem (Danrem)101/Antasari Kol Inf Heros Paduppai tersebut.
Menurut Gubernur Kalsel peluncuran perahu pintar ini akan membantu meningkatkan minat baca masyarakat Kalsel, selain itu diharapkan akan membantu penuntasan buta aksara di wilayah ini yang ditargetkan tuntas tahun 2010 mendatang.
Gubernur Kalsel mengakui, berdasarkan perhartiannya, masyarakat Kalsel yang terbanyak menderita buta aksara justru berada di komunitas pinggiran sungai dan tepi laut.
Masalahnya, kebiasanyaan masyarakat di pinggiran sungai dan pantai ini adalah mencari ikan dilaut berhari-hari, hingga tak sempat bersekolah, selain itu ada anggapan mereka tanpa sekolahpun mereka bisa hidup dengan mencari ikan di laut.
Akibat kondisi demikian maka masih banyak warga Kalsel di komunitas semacam itu yang buta aksara, dan hendaknya hal itu menjadi perhatian agar mereka bisa membaca dan menulis. Kata Gubernur Kalsel, tanpa merinci jumlah penduduk Kalsel yang buta aksara tersebut.
Menurut Gubernur Kalsel, Pemprop Kalsel terus berupaya meningkatkan dunia pendidikan dengan apapun caranya termasuk menyediakan fasilitas perpustaan tersebut, sebelumnya Kalsel juga telah menyediaan perpustaan mobil keliling serta motor pintar (kendaraan roda dua perpustaan) yang masuk keluar kampung-kampung di wilayah ini.
Upaya lain mencerdaskan masyarakat adalah mencanangkan wajib belajar sembilan tahun hingga akhir 2010 ini, serta mencanangkan tahun wajib belajar 12 tahun mulai tahun 2009 hingga tahun 2014 mendatang.
“Kita akan berikan kemudahan bagi warga yang menunaikan wajib belajar 9 tahun dan 12 tahun itu, karena itu bila ada orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya yang masih usia sekolah maka orang tua bisa dikenakan sanksi,” kata Gubernur Kalsel yang didampingi beberapa pejabat Pemprop Kalsel.
Sementara itu, Danrem 101/Antasari Kol Inf Heros Paduppai menyebutkan ide membuatkan perahu pintar tersebut tak terlepas keinginan meningkatkan kecerdasan masyarakat, sekaligus melastarikan kebudayaan sungai yang ada di Banjarmasin.
Ia mengakui peluncuran perahu pintar pertama ini sebagai upaya memancing pihak lain membuatkan perahu pintar- perahu pintar yang lain, dan agaknya keinginan tersebut telah direspon karena nantinya akan ada perahu pintar kedua yang dibiayai pihak perbankan, perahu pintar ketiga dibiayai Pemprop Kalsel dan diharapkan perahu pintar keempat oleh Pemko Banjarmasin.
Menurutnya, keberadaan perahu pintar ini dijadualkan akan mengunjungi satu persatu sekolah dasar (SD) yang ada di bantaran sungai Banjarmasin, sehingga anak-anak bantaran sungai dan tepian sungai lainnya bisa memanfaatkan fasilitas perpustakaan tersebut.
Perahu pintar yang pembuatan dan pembiayaan lainnya menelan dana Rp70 juta tersebut dilengkapi berbagai fasilitas telekomunikasi dan sarana bacaan.
Menurut, Danrem 101/Antasari perahu pinter pertama ini dinamakan perahu Lambung mangkurat I, tetapi diharapkan akan ada lagi Perahu Lambung mangkurat II, Lambung Mangkurat II, Lambung Mangkurat III dan perahu Lambung mangkurat seterusnya.
“Saya sudah berbicara dengan pihak lembaga perbankan ternyata pihak lembaga keuangan tersebut bersedia membangunkan lagi sebuah perahu Lambung mangkurat II,” kata Danrem 101/Antasari.
Mendengar pernyataan tersebut, serta merta Gubernur Kalsel yang hadir bersama Wakil Gubernur Kalsel, Rosehan NB dan pejabat di lingkungan Pemprov Kalsel menyatakan bersedia membangunkan sebuah perahu Lambung Mangkurat III.
“Untuk perahu Lambung mangkurat IV, yang merupakan perahu pinter keempat kita mintakan dibangun Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin,” kata Gubernur Kalsel yang datang mengenakan kain khas Kalsel Sasiringan tersebut.
Seorang tokoh masyarakat Kalsel, Gusti Rusdy Effendi AR yang juga pemimpin umum Harian Banjarmasin Post menyambut baik kehadiran perahju pinter tersebut, karena menurutnya hal itu merupakan lanjutan pengoperasian perhu pinter yang pernah dibuat oleh harian terbesar Kalsel itu era tahun 80-an.
Era tahun 80-an Banjarmasin Post pernah mengoperasikan perahu pinter dengan berbagai bahan bacaan, sekaligus digunakan untuk menjajakan surat kabar Banjarmasin Post ke berbagai pelosok pemukiman bantaran sungai dan pantai.
Akibat pengoperasian perahu tersebut maka pihak Banjarmasin Post pernah diundang ke Negara India untuk mempresentasikan cara pemasaran surat kabar ke berbagai pelosok melalui sungai tersebut, kata Gusti Rusdi Effendi AR tersebut.
Menurutnya upaya penuntasan buta aksara di Kalsel harus didukung sepenuhnya oleh segenap masyarakat, termasuk membangunkan perahu pinter tersebut.
Dampak yang diharapkan pengoperasian perahu pintar di Sungai Banjarmasin selain membantu mencerdaskan bangsa juga akan menambah kesemarakan sungai Banjarmasin yang sudah dikenal sebagai objek wisata di Indonesia ini.
“Saya berharap bukan hanya perahu pinter yang hilir mudik di Sungai Banjarmasin ini, tetapi juga perahu-perahu lembaga lainnya, termasuk perahu perbankan untuk melayani nasabah bank di pemukiman bantaran sungai dan pantai” katanya.
Gusti Rusdi Effendi AR yakin bila kian banyak perahu berkeliaran di Sungai yang yang membelah Kota Banjarmasin maka akan meningkatkan kekhasan sungai ini dan kian banyak pula wisatawan datang menikmati wisata sungai.
Banjarmasin dikenal sebagai kota seribu sungai dengan jumlah sungai membelah kota ini sebanyak 107 buah, objek wisata yang paling dikenal adalah pasar terapung Desa Kuin Banjarmasi.
Sebelumnya secara terpisah Gubernur Kalsel pernah mengungkapkan sebanyak 44.242 warga Kalsel yang tersebar di 13 kabupaten dan kota masih menderita buta aksara, atau tidak bisa membaca dan menulis, terutama di daerah terpencil maupun pelosok desa.
Besarnya jumlah warga yang belum melek baca tersebut karena tidak adanya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan, akibat keadaan ekonomi maupun terbatasnya sarana pendidikan di Kalsel terutama untuk daerah terpencil.
Guna mengurangi banyaknya warga yang masih belum bisa membaca tersebut, Pemprov Kalsel telah membuat program pengentasan buta aksara sejak tahun 2006.
Menurut gubernur, pada 2006 jumlah warga yang masuk dalam program penuntasan buta aksara mencapai 11.114 warga, 2007 kembali diprogramkan sebanyak 19.730 orang, sedangkan sisanya yaitu, 13.733.
Program penuntasan buta aksara, diantaranya dengan program kejar paket A hingga paket B tambahnya, menjadi salah satu prioritas untuk dilaksanakan secara berkesinambungan karena berkaitan langsung dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM).
Pengoperasian perahu pinter, mobil-mobil pinter dan sepeda motor pinter yang menyebar di berbagai pelosok daratan dan sungai diharapkan kian menuntaskan buta aksara di wilayah paling selatan Pulau terbesar Indonesia Kalimantan ini.
Gub Kalsel di dalam perahu pintar
Filed under: persoalan, Sosial, Uncategorized, wisata | Tagged: banjarmasin, buta aksara, kalsel, sungai, tuntaskan, wisata | Leave a comment »